Adabeberapa bahan alami yang dapat digunakan untuk mengobati rambut rontok. Pertama adalah lidah buaya (aloe Vera). Lidah buaya dipercaya dapat menyuburkan rambut dan mengatasi kerontokan rambut karena mengandung vitamin A, D, dan zat besi serta protein. Kandungan di dalam bahan tersebut dapat mencegah kerontokan dengan cara melindungi kulit Dimana dokter dan rumah sakit yang bisa menangani? Selain di Jakarta apakah dokter dan rumah sakit tersebut juga ada di Pekanbaru di mana orangtua saya berdomisili. Terimakasih banyak atas infonya. maka pemeriksaan cerebral DSA memiliki tingkat risiko tindakan yang amat amat sangat rendah, sehingga tidak perlu cemas, bahkan tidak perlu Strokeadalah situasi emergensi atau gawat darurat. Oleh karena itu, seseorang yang merasakan gejala stroke perlu Segera ke Rumah Sakit (RS). Stroke tidak boleh dianggap enteng, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Pada kasus stroke iskemik, setiap menit pasien tidak mendapatkan penanganan maka 1,9 juta neuron di otak rusak. Segerahubungi rumah sakit jika Anda melihat gejala-gejala di atas. Latar belakang terjadinya stroke Otak dapat berfungsi dengan baik jika pasokan oksigen dan nutrisi yang disediakan darah mengalir dengan baik. Jika pasokan darah terhambat, maka otak akan rusak, bahkan seseorang yang terkena stroke bisa meninggal. Stroke menurut jenisnya PICUdiperuntukkan bagi pasien bayi dan anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan yang tidak bisa ditangani di perawatan umum rumah sakit. Beberapa kondisi tersebut, meliputi gangguan jantung, masalah pernapasan parah akibat asma, infeksi serius, komplikasi diabetes, maupun kecelakaan atau nyaris tenggelam. Vay Tiền TráșŁ GĂłp Theo ThĂĄng Chỉ Cáș§n Cmnd. Digital Subtraction Angiography DSA awalnya adalah teknik yang dilakukan untuk menggambar pembuluh darah, dengan menyemprotkan zat kontras iodine agar bisa dideteksi oleh alat X-ray melalui film. DSA bisa diaplikasikan pada pembuluh jantung, kepala, kaki, perut, hati, dll. Penggunaan iodine dikarenakan cairan tersebut terlihat jelas pada X-ray, serta dapat dengan mudah diserap dan dikeluarkan oleh tubuh. DSA Lebih Nyaman Pada DSA konvensional, untuk menggambar pembuluh otak, cairan kontras disemprotkan melalui pembuluh leher sebagai pembuluh terdekat. Film yang digunakan pun berlapis-lapis. Kini dengan teknologi terkini dan sistem digital yang terkomputerisasi, DSA bisa mendeteksi abnormalitas pada pembuluh darah secara lebih jelas dan terukur, serta penggunaan cairan kontras seminimal mungkin. Kemajuan paling signifikan dibandingkan sistem konvensional, adalah penggunaan kateter selang kecil dengan diameter lebih kecil dari 2 mm melalui pembuluh kaki femoral. Selain lebih nyaman, prosedur yang dikenal sebagai Trans Femoral Cerebral Angiography TFCA ini juga lebih aman bagi pasien, karena pembuluh leher carotis memiliki sensitivitas yang vital bagi lancarnya darah dari dan menuju otak. Jadi dengan tindakan invasif seminimal mungkin, hasil yang dicapai pun lebih baik. Tujuan DSA Tujuan DSA ada dua, yaitu Diagnostik, yaitu untuk mendeteksi kelainan pembuluh darah, vaskularisasi tumor, dll. Pasien hanya perlu melakukan persiapan berupa puasa empat jam, pengecekan Hb dan leukosit, fungsi ginjal dan hati. Pasien dengan diabetes mellitus sebaiknya menghentikan pemakaian obat sehari sebelum tindakan DSA. Terapeutik, yaitu untuk tindakan pengobatan abnormalitas pada pembuluh darah, dengan cara memasukkan obat, alat, maupun implan pada pembuluh yang dituju. DSA juga digunakan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat menjalani DSA, pasien yang bertujuan diagnostik harus langsung menjalani tindakan terapeutik. Tindakan DSA pada sistem saraf manusia dikenal dengan istilah neurointervensi, dan menjadi teknik yang lebih banyak digunakan pada kasus aneurisma dan stroke, karena penggunaan obat menjadi lebih tepat sasaran. Pasien stroke iskemik yang dapat menjalani tindakan neurointervensi harus memenuhi beberapa kriteria neurointervensi, yaitu tidak berusia lebih dari 86 tahun, tidak boleh mengalami pendarahan, tekanan darah relatif normal, serta masih dalam periode emas, yakni kurang dari 8 jam setelah serangan terjadi. Pada penanganan stroke ini, fokusnya adalah apakah otak masih hidup atau tidak. Jika sel otak sudah rusak, aliran darah yang sudah dilancarkan pun tidak berguna lagi. Efek Samping Risiko tindakan DSA kini jauh lebih kecil dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh sebelum teknologi ini berkembang, dimana pasien harus menjalani operasi vital, seperti pembukaan tengkorak, yang juga dapat mengakibatkan infeksi. Kini risiko yang ada hanyalah kemungkinan pergesekan pembuluh dengan kateter, atau robeknya pembuluh darah. DSA kini jauh lebih minim risiko. DSA di Indonesia Teknik DSA sebenarnya terlebih dahulu dimanfaatkan dalam cardiologi, dan baru belakangan ini berkembang menjadi salah satu teknik neurointervensi. Tidak banyak rumah sakit yang memiliki tenaga ahli di bidang neurointervensi, walaupun mempunyai alatnya. Eka Hospital merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang memiliki alat sekaligus tenaga ahli di bidang neurointervensi, yaitu neuro vascular surgeon dan endo vascular surgeon, yang bahu membahu menangani tindakan kritis dalam neurointervensi. - “Ya, aku sadar sih jadi kelinci percobaan,” kata Doni bukan nama sebenarnya. Keluarga besar Doni punya riwayat penyakit stroke dan darah tinggi. Ia langsung memutuskan menjalani terapi Intra Arterial Heparin Flushing IAHF alias “metode cuci otak” Terawan Agus Putranto—sekarang Menteri Kesehatan—saat kaki kirinya bengkak beberapa bulan lalu. Bagi Doni, terapi ini adalah upaya preventif untuk menghindari penyakit yang lebih parah. Itu sebabnya, ia tak keberatan merogoh kocek Rp50 juta untuk prosedur operasi kurang dari 10 menit. Tiga hari setelah dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Doni merasa pegal-pegal di badannya lenyap. “Tapi ini lumayan, setahun enggak perlu buang duit atau habis waktu buat pijat,” tambah Doni. Ia bahkan berniat membawa sang istri yang punya riwayat diabetes untuk melakukan terapi serupa. Saat kami tanya soal tidak adanya landasan klinis pada terapi ini, Doni cuma tertawa. Ada banyak testimoni serupa yang merasakan keberhasilan pengobatan itu. Tahun lalu, para pembela sang dokter juga tak tinggal diam, ketika surat keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran MKEK Ikatan Dokter Indonesia IDI tentang rekomendasi pemecatan dokter Terawan diungkit media. Tagar SaveDokterTerawan muncul. Aburizal Bakrie, politikus Golkar, mengunggah testimoninya dalam blog pribadi, dengan judul Membela Dokter Terawan. Nama-nama besar lainnya yang ikut dalam barisan sama di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Prabowo Subianto, Dahlan Iskan, hingga sejumlah anggota DPR. Meski tak semua tertawa seperti Doni, nuansa pembelaan itu kental terasa. Salah satunya dari Awang Faroek Ishak, anggota DPR dari Partai Nasdem. Pada 2014 silam, Gubernur Kalimantan Timur 2008-2018 ini berobat ke RSPAD Gatot Subroto untuk menjalani terapi cuci otak Terawan. Seperti Doni, tiga hari kemudian, Awang yang awalnya merasa lemas bisa menghadiri acara Panglima TNI Award di Markas Besar TNI di Cilangkap, pasca-terapi. Namun, kondisi itu tak stabil. “Katanya, motorik saya terganggu, kaki dan tangan kiri saya,” ungkap Awang, saat kami hubungi lewat telepon, Rabu, 27 November kemarin. Ia, yang sebelum menjalani terapi masih bisa jalan, kini harus menggunakan kursi roda. Kemampuan bicara Awang juga tak maksimal lagi. “Sebetulnya terapi dokter Terawan bagus, tapi kondisi tiap orang berbeda-beda. Bapak memang perlu terapi terus, tapi karena kesibukan kadang enggak terapi,” ujar Dayang Donna Faroek, putri Awang. Ia bilang, ayahnya pernah terserang stroke sebelum berobat ke RSPAD. Sehingga terapi cuci otak bukan satu-satunya faktor yang membuat Awang masih menggunakan kursi roda hingga kini. Di tengah tsunami pembelaan, nama Gerard Liew, warga negara Singapura muncul ke permukaan sebagai korban gagal metode cuci otak Terawan, April tahun lalu. Kata Sarah Diana, keponakan Gerard, yang tinggal di Indonesia, sang paman ditawari mengikuti terapi IAHF demi mencegah potensi stroke. Terawan, kata Diana, mengklaim Gerald mengalami penyumbatan di pembuluh darah, sehingga langsung setuju menjalani pengobatan di RSPAD. “Dengan biaya sekitar Rp150 juta,” ujar Sarah. Namun, operasinya tak berhasil. Terawan mengklaim terjadi pergeseran koil—kawat tipis yang berfungsi mencegah pembuluh darah pecah—di otak Gerald. Alhasil, ia harus kembali dioperasi, yang makan waktu tujuh jam. Sayangnya, Gerald malah jadi lumpuh total. Setahun berselang, kata Sarah, pamannya kini lebih baik setelah kembali ke Singapura dan menjalani pengobatan dengan dokter berbeda. Gerald mulai bisa bicara meski tak maksimal. Meski begitu, keluarganya memilih tak memperkarakan Terawan. “Kami sadar diri siapa beliau dan paman saya adalah warga negara asing,” kata Sarah. “Aku masih ingat, setelah operasi, dokter Terawan dia Jenderal. Dia bilang dia enggak mencari uang dan ini hanya untuk charity.” Terawan sendiri membantah memburuknya kondisi Gerald Liew karena metode cuci otaknya. “Justru kami menyelamatkan dia. Itu kan pemasangan koil. Ternyata koilnya lari sendiri. Jadi karena kualitas koilnya sendiri. Itu sebuah accident,” DSA dalam Kemasan Medical Tourism Clinique Suisse—sebuah klinik kecantikan di Sudirman, Jakarta—tak peduli pada reputasi IAHF, meski kasus Gerald lebih dulu ramai diperbincangkan, dan Terawan kena sanksi dari MKEK IDI. November 2018 lalu, saat nama Terawan dan terapi pengobatannya disangsikan, mereka tetap percaya untuk menandatangi MoU kerja sama. Kata General Manager Clinique Suisse Stephanie Elysia, mereka tak mempersoalkan kontroversi metode Terawan. Baginya, perbedaan opini itu terjadi di kalangan dokter, dan itu adalah hal biasa. Ia sendiri lebih mempercayai khasiat terapi tersebut. “Kami sudah pernah beberapa kali berkunjung ke RSPAD, mereka bagus,” kata Stepanie, saat didatangi di kantornya di lantai 6 Wisma Keiai, Jakarta Pusat. “Sudah ada kajiannya. Why not?” tambah Stepanie. Kajian yang ia maksud adalah disertasi dokter Terawan, yang ternyata juga bermasalah. Setelah acara penandatanganan kerja sama pada November kemarin, sejumlah berita mengklaim seribu pasien telah didatangkan dari Vietnam untuk mengikuti terapi IAHF. Saat kami wawancarai, Rabu, 20 November lalu, Terawan mengklaim jumlah itu sudah terpenuhi. “Ke RSPAD, ada pasien. Yang masuk di koran-koran itu semua. Dan itu resmi lho ya,” ungkapnya. Sementara saat dikonfirmasi kepada Clinique Suisse, Stephanie bilang angka itu masih belum tercapai. Ia sendiri tak bisa merincikan detail berapa jumlah orang Vietnam yang sudah didatangkan pihaknya, untuk mencoba terapi IAHF juga Menguliti Disertasi Terawan dari Anjing Hingga Modifikasi DSA Intrik dan Pembelokan Hasil Satgas Metode 'Cuci Otak' Terawan Untuk memastikan klaim tersebut, kami mengajukan permohonan data Laporan Keuangan RSPAD pada PKBLU, karena rumah sakit militer itu sudah jadi BLU sejak 2016. Namun, Ariyanto dari Subdit I PKBLU mengatakan data itu tak bisa ia berikan, karena mereka bukan entitas pemilik laporan tersebut. Kami juga telah menyurati Kedutaan Besar Vietnam untuk memperoleh informasi lebih jelas. Sebab, Duta Besar Vietnam untuk Indonesia Pham Vinh Quang turut hadir dalam penandatanganan kerja sama itu, November tahun lalu. Namun, mereka belum memberikan jawaban, kata Sekretaris Duta Besar Vietnam Nguyen Canh Toan. Saat dihubungi ke pihak Humas RSPAD Iwan, pihaknya mengaku tak tahu menahu terkait MoU tersebut. Namun, Dokter Staf Ahli Kepala RSPAD Taruna Ikrar, membenarkan kabar tersebut. “Vietnam salah satu negara yang ada hubungan kerja sama hospital to hospital untuk DSA dan IAHF melalui Clinique Suisse,” ungkapnya. Pernyataan itu menegaskan bahwa perjanjian tersebut bukanlah ikatan antara negara, alias government to government. Membawa-bawa nama luar negeri sudah jadi dagangan Terawan sejak masih menjabat Kepala RSPAD 2015-2019. Ia selalu mengklaim bahwa metode terapinya bagus buat program wisata medis alias medical tourism pemerintah Indonesia. Dalam wawancara khusus, Rabu, 20 November kemarin, ia juga mengklaim ada pasien dari Malaysia yang kini antre untuk menjalani terapi IAHF di kami konfirmasi ke Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Bakar, kabar itu juga berbau pepesan kosong. “Saya tidak punya informasi itu,” ujar Zainal, Kamis, 28 November kemarin. Namun, kata Taruna, tak cuma Vietnam dan Malaysia yang tertarik menjadi pasien. Ada Jerman, Turki, Hong Kong, Singapura, dan Filipina yang juga melirik metode Terawan. Ia bahkan mengklaim ada beberapa pemimpin negara yang sudah diterapi, tapi Taruna menolak menyebut identitas mereka. Klaim-klaim ini yang biasanya dipakai RSPAD, Terawan, dan timnya untuk menggaet pasien sekaligus pemasukan. Nama-nama besar dan testimoni mereka dijadikan penggaet agar pasien terus bertambah. Menurut Taruna Ikrar, terapi IAHF dengan metode Terawan bahkan jadi pendapatan terbesar RSPAD setiap menyangkal jika terapinya disebut hanya memikirkan aspek bisnis. Meski dalam brosur yang tersedia di RSPAD, ongkos IAHF mulai dari Rp59,1 juta hingga Rp61,7 juta, Terawan mengaku tak jarang juga memberikan terapi cuma-cuma. “Lho banyak yang gratis. Karena itulah kita di rumah sakit itu tidak boleh business oriented, tapi social oriented,” kata Terawan. “Orang enggak punya juga banyak jadi pasien. Kiai juga ada. Patokannya kan rumah sakit. Jadi tarif itu ditentukan oleh Kementerian Keuangan, karena ini Badan Layanan Umum. Tidak boleh mematok sendiri. Malah kalau menggratiskan boleh.” Klaim Terawan dan Medical Tourism Ada Efek Placebo Pengobatan ala Terawan sendiri kontroversial karena dinilai banyak dokter belum berdasarkan bukti medis. Klaim-klaim sensasi bugar setelah terapi IAHF dinilai dokter spesialis jantung Hamed Oemar semu belaka. Pengobatan alternatif, seperti yang ditawarkan Terawan, tak lepas dari efek placebo—sebuah sensasi kesembuhan palsu yang dirasakan pasien, muncul dari keyakinan dan harapan untuk sembuh. Artinya, seorang pasien bisa jadi merasa bugar karena sugesti pada dirinya sendiri, bukan obat yang atau terapi yang ia jalani. “Untuk pengobatan yang tidak berdasarkan bukti medis, hasil yang dirasakan pasien pasti akibat efek placebo,” kata lulusan Hiroshima University catatan, beberapa orang yang menjalani terapi ke dokter Terawan sebagian menjalaninya untuk kepentingan preventif, seperti yang dilakukan Doni, SBY atau Aburizal Bakrie. Orang seperti mereka bukan orang sakit stroke kronis yang sudah menderita bugar yang dirasakan mereka boleh jadi merupakan efek plasebo. Namun, untuk mendapat kepastian apakah itu benar kesembuhan atau efek plasebo, penelitian Terawan harus dibuka secara pun sebenarnya tidak berani mengklaim kesembuhan ribuan pasien yang ia klaim sudah berobat padanya. "Ndak ada kata sembuh. Saya sebagai dokter belum pernah menyembuhkan pasien," kata Terawan."Ya pasiennya membaik saja. Kalau pasien sembuh saya ndak punya kewenangan. Ini tindakan yang multidisiplin yang harus melibatkan orang lain. Kalau pasien merasa belum membaik pun harus dicek penyebabnya dari mana," katanya ini merupakan hasil kolaborasi Tirto dan Majalah Tempo. Semua hasil wawancara dan data yang didapat reporter Tirto dan Tempo digunakan bersama sebagai bahan tulisan. Reporter Tirto yang terlibat dalam liputan ini Aulia Adam, Aditya Widya Putri, dan Adi Briantika. - Kesehatan Penulis Aulia AdamEditor Mawa Kresna Digital Subtraction Angiography DSA - pengobatan “cuci otak” brain washing atau yang dalam istilah medis disebut Digital Subtraction Angiography DSA sampai saat ini memang masih menimbulkan kontroversi. Terapi yang diterapkan oleh Menteri Kesehatan RI dokter Terawan Agus Putranto saat masih dinas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta ini memang mendunia. Biaya DSA sendiri kabarnya mencapai puluhan juta rupiah.“Untuk biaya antara pasien asing dan Indonesia, kami belum membuat perbedaan. Yang namanya orang sakit sama saja. Semua diperlakukan sama, tanpa pandang bulu. Sebenarnya, untuk DSA sendiri rata-rata hanya Rp23 juta atau Rp25 juta, ya sekitar itu pokoknya,” kata Terawan tahun 2018 lalu, seperti dilansir lanjut Terawan menjelaskan, yang menyebabkan biaya pengobatan bisa membengkak adalah karena adanya pemeriksaan lain atau penunjang medis. “Kaitannya dengan penyakit-penyakit lain yang diderita pasien. Itulah yang membuat biaya perawatan membengkak,” lanjut Terawan menerangkan, dalam tindakan DSA atau brain flushing faktor utama yang diperhatikan adalah keselamatan pasien. “Investasi paling penting selama perawatan DSA adalah safety keselamatan untuk pasien. Harga enggak terlalu dinomorsatukan. Nomor satu itu safety pasien. Sudah jadi pedoman di sini,” beber cuci otak dr Terawan sendiri sistemnya seperti menyemprot “gorong-gorong” aliran darah yang tersumbat dengan air yang mengandung sodium chloride. Ketika pembuluh darah lancar lagi, maka semua akan berubah dan jaringan sel pun berfungsi Terawan, biaya DSA sebenarnya bisa di bawah Rp10 juta. Sayangnya, hingga tahun 2020 ini biaya DSA masih saja mahal. Di RS Gading Pluit misalnya, terdapat pilihan DSA non-VIP dengan biaya sekitar Rp27,3 juta, belum termasuk biaya kamar, pemeriksaan lab, dan rontgen kepala. Jika dihitung semuanya dapat mencapai Rp35 juta. Sedangkan untuk DSA kelas VIP biaya seluruhnya bisa mencapai Rp45 itu, dari hasil penelusuran di Alodokter, estimasi biaya DSA di rumah sakit seperti Mayapada Hospital Jakarta Selatan berkisar mulai Rp9,5 juta, Primaya Evasari Hospital Jakarta mulai Rp10,2 juta, dan di RS Mitra Keluarga Surabaya mulai Rp13,1 terkaitDiklaim Punya Produktivitas Tinggi, Ini Harga DOQ Puyuh PeksiSurplus Neraca Perdagangan Mei 2023 Menyusut, Rupiah Berakhir MelemahEksotis & Berukuran Besar, Harga Kura-kura Aldabra 30cm Setara MotorRabu Sore, Rupiah Berakhir Melemah Jelang Putusan Federal ReserveCamilan Khas Asal Madura, Harga Rengginang Lorjuk Mentah Dibanderol VariatifKurs Rupiah Dibuka Melemah Setelah Laporan Data Inflasi AS Accueil AccessibilitĂ© Relations mĂ©dias Plan du site © 2023 Centre intĂ©grĂ© de santĂ© et de services sociaux de l'Outaouais Bugar Tindakan DSA Bisa Dilakukan untuk Atasi Stroke pada Penderita Hipertensi - Ilustrasi Freepik SOLO — Setiap penderita stroke tentu ingin segera mendapatkan tindakan. Salah satu tindakan untuk mengidentifikasi letak gangguannya adalah dengan Digital Subtraction Angiography DSA. Namun bagaimana jika pasien juga mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi? Menurut Dokter Spesialis Radiologi Konsultan Radiologi Intervensi Rumah Sakit RS JIH Solo, dr. Luths Maharina, RI., hal itu tidak menjadi masalah. “Tidak ada masalah. DSA merupakan tindakan yang sama seperti yang dilakukan teman sejawat [dokter] jantung, yang mungkin kebanyakan pasiennya darah tinggi, nanti akan dikontrol,” kata dia dalam Health Talk RS JIH Solo yang disiarkan di Youtube JIH Solo belum lama ini. Dijelaskan, sebelum melakukan DSA ada langkah-langkah atau rangkaian pemeriksaan penunjang yang harus ditempuh. Sebab DSA adalah tindakan invasif atau tindakan memasukkan benda ke tubuh. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan darah, fungsi ginjal, pemeriksaan MRI untuk melihat pembuluh darahnya dan sebagainya. Ketika pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi, akan dikonsultasikan dengan dokter spesialis jantung. Saat dilakukan tindakan, juga akan mendapat pendampingan dari dokter anestesi, dan setelah tindakan juga akan dipantau kondisi kesehatan pasien. Baca Juga Mengulas Stroke dari Gejala, Penyebab, hingga Pencegahannya Menurut dr. Luths, memang ada beberapa risiko yang muncul pada penanganan DSA. Namun risiko tersebut telah diminimalkan dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini. Risiko pertama adalah adanya kemungkinan nyeri meskipun sudah dikurangi. “Sebab kita hanya melakukan sayatan sekitar 0,5 cm di lipat paha untuk memasukkan selang kateter. Kadang ketika obat bius habis setelah tindakan, biasanya aka nada rasa nyeri, tapi tidak terlalu. Setelah Tindakan biasanya pasien juga akan diberi obat anti nyeri agar tetap nyaman,” jelas dia. Risiko kedua adalah adanya kemungkinan perdarahan, sebab tindakan tersebut dilakukan di pembuluh darah. Namun risiko tersebut juga telah dikurangi dengan pemakaian alat yang khusus, yang tidak gampang merusak pembuluh darah. “Namun setiap risiko itu tetap harus diberitahukan ke pasien, agar tidak kaget,” kata dia. Ketiga adalah kemungkinan pergeseran pembuluh darah, karena tindakan dilakukan dengan memasukkan benda asing ke pembuluh darah. Baca Juga Waspada, Ini Gejala Pasien Gagal Ginjal Akut Menurut Dokter Ahli Untuk melakukan tindakan DSA ada dua syarat yang harus diperhatikan dan harus terpenuhi. Syarat pertama adalah tentang ketersediaan alatnya dan kedua soal ketersediaan SDM. Sejauh ini kedua syarat tersebut telah tersedia di RS JIH Solo. Bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi atau mengakses layanan, bisa langsung ke Rumah Sakit JIH Solo di Jl. Adisucipto No. 118, Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo. Didukung oleh dokter, perawat, paramedis, dan staf yang profesional dan ramah dalam melayani pasien, JIH juga memiliki peralatan medis modern dan terbaru. RS JIH Solo juga bisa dihubungi lewat email infosolo nomor telepon 0271 746 9100, Gawat Darurat 1-500-805, Whatsapp +62811500805, Website Instagram Tiktok rsjihsolo, Facebook rsJIHSolo, Youtube RS JIH Solo, serta Twitter rsJIHSolo. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari di Grup Telegram " Berita Terkini". Klik link kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel. - Panduan Informasi dan Inspirasi Berita Terkini Muncul Flek Hitam pada Wajah, Kenali Penyebabnya Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit RS JIH Solo, dr. Ayu Astrini, FINSDV,FAADV, menyampaikan noda hitam atau flek hitam pada kulit wajah bisa muncul akibat beberapa faktor. Cegah Penuaan Dini, Ini Saran Dokter Ahli Mengalami penuaan dini tentu tidak ingin dialami oleh sebagian besar orang. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penuaan dini, terutama dalam menjaga kulit tetap sehat? Setiap penderita stroke tentu ingin segera mendapatkan tindakan. Salah satu tindakan untuk mengidentifikasi letak gangguannya adalah dengan Digital Subtraction Angiography DSA. Copyright © 2007-2023, Solopos Digital Media - Panduan Informasi & Inspirasi. All rights reserved.

rumah sakit yang bisa dsa